Selasa, 20 Maret 2012

artikel kesehatan mental (anorexia dan bulimia nervosa)


Terkadang tekat untuk tidak menjadi gemuk dapat menghasilkan masalah yang parah. Persepsi seseorang akan penampilan diri sendiri muncul pada tahap remaja awal. Hal tersebut dapat mengarah kepada upaya obsesif mengontrol berat badan. Pola ini lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki. Karena peningkatan lemak ditubuh normal anak perempuan sepanjang masa pubertas (terutama untuk mereka yang mengalami pubertas lebih awal) banyak diantara mereka yang tidak senang dengan penampilan mereka dan mengarah kepada masalah makan. Ketidakpuasan anak perempuan akan tubuh mereka terjadi pada masa remaja awal, ketika hal yang sama terjadi kepada anak laki-laki yang menjadi lebih berotot justru semakin puas dengan bentuk badannya. Pada usia 15 tahun, lebih dari setengah anak perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berfikir mereka harus melakukan hal tersebut. Anak perempuan yang mencoba tampak seperti model kurus yang mereka saksikan di media cenderung mengembangkan kepedulian yang berlebihan terhadap berat badan.

Anorexia nervosa atau bulimia nervosa adalah gangguan makan yang mengandung pola abnormal. Anorexia nervosa atau melaparkan diri, berpotensi membahayakan jiwa, kondisi tersebut mungkin disertai dengan berhentinya menstruasi dan pertumbuhan rambut yang tumbuh yang lembut dan halus. Penderitanya memiliki citra tubuh yang terdistorsi, walaupun mereka melakukan diet secara konstan dan tidak makan, mereka berfikir masih gemuk. Mereka seringkali adalah siswa yang baik, digambarkan oleh orang tua mereka sebagai anak teladan. Mereka mungkin menarik diri atau tertekan dan terlibat dalam perilaku perfeksionis yang berulang.

Bulimia nervosa adalah seseorang adalah seseorang yang melakukan pesta makan besar-besaran dalam waktu pendek, biasanya dua jam atau kurang, dan kemudian mencoba untuk membatalkan pemasukan kalori besar dengan cara memuntahkan dengan sengaja, diet yang ketat atau berpuasa, melakukan latihan fisik yang berlebihan, atau mengkonsumsi obat atau suntikan pencahar untuk membersihkan tubuh. Episode ini terjadi paling tidak dua kali seminggu dalam waktu paling tidak tiga bulan. Orang yang menderita bulimia terobsesi dengan berat dan bentuk tubuh mereka. Mereka menjadi dihantui rasa malu, mencaci diri sendiri, dan depresi terhadap cara makan mereka.

Selasa, 13 Maret 2012

Kesehatan Mental

Ilmu kesehatan mental atau yang disebut dengan (mental hygiene) adalah ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan mental atau jiwa seseorang dan bertujuan untuk mencegah timbulnya gejala gangguan mental tersebut atau  mengobati penyakitnya. 

Kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki keluhan terhadap hidupnya dan tumbuh dengan keadaan yang sehat secara fisik , emosional dan intelektual. Seseorang yang memiliki mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor, karena mereka dapat atau mampu untuk menahan diri dari tekanan-tekanan yang ada. Kesehatan mental sendiri memiliki banyak arti, tergantung pada zaman dan tempat dimana seseorang tinggal. Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health) 
merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai berikut. (1) Kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baiksecara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan  keadaan orang lain. (2) Sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang membolehkan perkembangan ini pada anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental :
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Ciri- ciri sehat mental :
1.   memiliki sikap positif terhadap diri sendiri.
2.   menerima dirinya sendiri apa adanya.
3.   mengaktualisasikan dirinya dengan baik.
4.   memiliki cita-cita hidup dan ia merasa dirinya bertumbuh ke arah yang dia cita-citakan.
5.   pribadi yang memiliki integritas, hidup sesuai apa yang ia katakan dengan perbuatannya.
6.   memiliki otonomi pribadi, mampu menerima penolakan dari luar serta seorang yang memiliki komitmen hidup.
7.   memiliki persepsi yang akurat terhadap realita, termasuk melihat realita sebagaimana adanya.
8.   memiliki penguasaan terhadap situasi, termasuk mempunyai kontrol diri didalam mengasihi orang lain, di dalam pekerjaan termasuk dalam bersahabat dengan orang lain.